Tradisi Membangunkan Orang Sahur di Indonesia
Tradisi Membangunkan Orang Sahur di Indonesia memang sudah menjadi kegiatan yang dilakukan ketika di bulan ramadhan. Di Indonesia sendiri ada beberapa tradisi membangunkan orang untuk sahur dengan cara yang berbeda dengan nama atau istilahnyapun berbeda di setiap daerah.
Tradisi tersebut sangat memasyarakat di beberapa wilayah yang ada di Indonesia. Walaupun memiliki istilah serta cara yang berbeda namun tujuannya adalah sama yakni membangunkan orang atay masyarakatnya agar menjalankan sahur di bulan ramadhan.
Berikut ini beragam Tradisi Membangunkan Orang Sahur di Indonesia
Ngarak Bedug, Jakarta
Tradisi membangunkan sahur di Jakarta ini dinamakan ngarak bedug yang memang sudah ada dan dilakukan oleh warga betawi sejak ratusan tahun lalu. Konon, pada jaman dulu wilayah kota Jakarta masih berupa hutan, jadi warga betawi pada masa itu membangunkan orang sahur menggunakan bedug. Selain untuk membangunkan sahur suara bedug juga digunakan sebagai penanda watu berbuka puasa dan waktu imsyak tiba.
Tradisi Membangunkan Orang Sahur di Indonesia |
Memasuki abad ke 19, tradisi dalam membangunkan orang sahur di bulan ramadhan sudah mulai memakai alat yang lebih modern dan menanggalkan pemakaian petasan. Masyarakat mulai memakai peralatan tradisional seperti rebana, kentungan, dan genjring dan dipadukan dengan beduk yang diperindah dengan nyanyian lagu betawi serta pembacaan puisi.
Dalam tradisi tersebut pesertanya cukup banyakhingga puluhan orang dengan tugasnya masing-masing seperti mengarak beduk, menarik gerobak, memukul bedug, membawa rebana, bernyanyi dll. Dan dalam tradisi ini tak jarang kesenian khas betawi ondel-ondel juga ikut andil di dalamnya. Tradisi ini juga sering dijadikan perlombaan antar kampung di ibu kota.
Percalan, Salatiga
Ketika bulan puasa pemuda serta anak-anak biasanya tidur di mushola dan tidak tidur di rumah dan mereka pun akan bangun sekitar jam 2 pagi. Kemudian mereka akan berkeliling kampung untuk membangunkan warga untuk sahur dengan membunyikan tabuhan seperti ember bekas, kentongan dari bambu, bedug, serta besi bekas yang dipukul dengan irama yang indah. Tradisi percalan sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan masih dilestarikan hingga saat ini oleh warga Salatiga.
Begarakan Sahur adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh sekelompok pemuda pada tengah malam di bulan ramadhan yang bertujuan untuk membangunkan warga muslim untuk sahur. Kegiatan ini ada dan dilakukan secara turun temurun dari dulu hingga sekarang.
Tradisi ini memang hampir sama dengan tradisi membangunkan sahur di bulan ramadhan yang ada di Indonesia. Bagarakan di wilayah ini biasanya menggunakan beberapa alat musik seperti agung, babun, serta seruling. Dan di wilayah Barabai tradisi ini memakai gerobak dengan ditarik oleh sapi kemudian berkeliling kampung untuk membangunkan orang sahur dengan memainkan alat musik tersebut.
Dengo-Dengo, SulTeng
Tradisi Dengo-dengo merupakan tradisi membangunkan orang muslim sahur yang ada di kota Bungku Sulteng. Nama dengo-dengo adalah sebuah bangunan yang tinggi terbuat dari bambu yang berfungsi sebagai penyangga dengan lantai papan dan atapnya daun sagu. Bangunan tersebut dibangun oleh warga setempat secara gotong-royong ketika mau memasuki datangnya bulan puasa.
Dengo-dengo sendiri sudah ada sejak abad 17 awal masuknya islam di tempat ini dengan tujuan menyerukan kepada masyakat umat muslim untuk bangun sahur. Pada bangunan dengo-dengo tersebut dilengkapi dengan gendang, gong, serta rebana dan dijaga oleh 8 orang warga setempat. Ketika menjelang waktu sahur tiba para penjanga bangunan tersebut menabuh alat musik yang ada sehingga masyarakat akan tebangun dan melakukan makan sahur. Bahkan di setiap Rt di wilayah ini memiliki dengo-dengo masing-masing.
Selain untuk membangunkan sahur, pada saat sore atau petang hari dengo-dengo juga sebagai tempat untuk istirahat ketika tiba waktu buka puasa. Untuk itulah bangunan tersebut ramai dikunjungi warga. Bangunan tersebut akan dibongkar setelah ramadhan usai.
Ubrug-Ubrug, Kuningan
Tradisi membangunkan orang sahur selanjutnya adalah seni ubrug-ubrug yang ada di kuningan. Kesenian atau tradisi tersebut sudah ada dari tahun 1970. Setiap memasuki bulan puasa, para pemuda akan membentuk kelompok yang setiap kelompok berjumlah 10 orang yang mendapat tugas sendiri-sendiri, yakni ada yang membawa genjring sebanyak 5 orang, 1 penabuh bedug, 2 membawa kentongan yang dari bambu, serta 2 orang lainnya bertugas mendorong gerobag bedug.
Perpaduan suara dari alat musik tersebut menghasilkan suara indah yang masih tradisional dan berbeda. Suara teriakan dari kelompok ubrug-ubrug yang cukup nyaring tersebut dapat membangunkan orang sahur sehingga warga tidak akan melewatkan untuk makan sahur pada bulan puasa.
Nah itulah tadi berbagai Tradisi Membangunkan Orang Sahur di Indonesia yang cukup unik dan memiliki ciri khas tersendiri tetapi dengan tujuan yang sama. Adanya tradisi tersebut seperti diatas membuat suasana ramadhan menjadi lebih berwarna dan seru karena hanya akan ada di bulan ramadhan saja. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.
Tradisi Membangunkan Orang Sahur di Indonesia
Reviewed by Unknown
on
18.00
Rating:
Tidak ada komentar: