Pro dan Kontra Perayaan Tahun Baru

Gemerlap perayaan pergantian tahun selalu ramai diperbincangkan sebagian besar umat manusia di dunia. Setiap malam tanggal 31 Desember penanggalan masehi sebagian besar manusia telah mempersiapkan untuk menyambut datangnya moment pergantian tahun. Begitu pula pada malam tanggal 31 Desember 2014 ini, sebagian besar umat manusia di dunia telah sibuk untuk mempersiapkan diri dengan berbagai macam cara perayaan moment tahun baru tepat pada pukul 00.00 sebagai tanda berakhirnya tahun 2014 dan di mulainya tahun 2015 masehi.

Perayaan tahun baru dapat dilihat di berbagai penjuru dunia dari kota-kota besar hingga desa-desa terpencil semua sangat antusias dalam menyambut perayaan pergantian tahun tersebut.  Semua orang sibuk dengan aktifitasnya untuk menyiapkan perlengkapan untuk menyambut pergantian tahun seperti mempersiapkan kembang api, festibal hiburan, terompet, sampai acara makan-makan bersama dan perlengkapan lainnya yang bersifat duniawi. Berbeda dengan sebagian orang lakukan di malam pergantian ada yang sibuk denga hal-hal yang bersifat keagaamaan seperti membaca Alquran, berzikir, melantunkan doa-doa serta kegiatan lainnya yang bersifat ukhrawi. 

tahun baru


Dapat di lihat dari beberapa penjelasan diatas tersebut setiap manusia memiliki caranya sendiri dalamrangka menyambut moment perayaan tahun baru masehi tersebut. Lalu apa sih tahun baru masehi itu? Bagaimana sejarah adanya tahun baru masehi itu? Mengapa sebagaian  manusia rela menguras tenaga, waktu bahkan uang yang cukup banyak hanya untuk sekedar perayaan  malam pergantian tahun itu? Bahkan sampai adanya pro dan kontra dalam hal perayaan moment tahun baru. Mengapa demikian?

Dari beberapa pertanyaan yang muncul itu mencoba menjelaskan hal-hal terkait dengan perayaan tahun baru yang diambil dari berbagai sumber serta bagaiman bisa terjadi pro dan kontra dalam moment perayaan tahun baru tersebut.

Sejarah tahun baru masehi

Tahun baru merupakan perayaan dimana dalam satu budaya untuk merayakan berakhirnya satu tahun yang telah berlalu dan dimulainya hitungan tahun yang selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan masehi mempunyai perayaan tahun baru setiap tahunnya. Seperti budaya yang lainnya seperti budaya  tahun baru Islam adalah tahun baru Hijriyah, budaya tahun baru Cina dan Tiongkok namanya Imlek, budaya tahun baru jawa namanya tahun baru Saka, dan masih banyak lagi budaya-budaya lainnya di dunia.

Tahun baru masehi  di Indonesia maupun di negara-negaraa di dunia jatuh pada tanggal 1 Januari karena mengadopsi kalender Gregorian.  Tahun baru masehi  pertama kali dirayakan tanggal 1 Januari  45 SM oleh Julius Caesar sesaat setelah dinobatkan sebagai kaisar roma. Setelah menjadi kaisar roma ia juga mendesain kalender baru serta telah mengganti penanggalan tradisional yang ada sejak abad ke tujuh SM.  Julius Caesar  dalam membuat penanggalan baru dibantu oleh seorang ahli astronomi dari Iskandariyah yang bernama Sosigenes dan menyarankan agar penanggalan tersebut dibuat dengan mengikuti  revolusi matahari sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang mesir.

Pro dan kontra

Perayaan tahun baru dalam islam menuai banyak kontroversi. Ada yang berpendapat bahwa perayaan tahun baru itu haram hukumnya, sementara ada juga yang berpendapat boleh-boleh saja merayakannya.  Kedua pendapat tersebut masing-masing mempunyai  alasan masing-masing yang dijadikan sebagai landasan terhadap pendapatnya masing-masing. 

Pendapat yang mengharamkan perayaan tahun baru masehi

Ada beberapa alasan pendapat yang mengharamkan perayaan tahun baru masehi yakni Perayaan tahun baru adalah ibadah orang kafir, bahwa pada dasarnya perayaan tahun baru merupakan ritual  peribadtan bagi pemeluk agama bangsa-bangsa di Eropa baik itu nasrani atau agama lainnya. Masuknya ajaran agama nasrani di Eropa, beragam budaya keberhalaan masuk dalam agama itu, bahkan perayaan natal dan tahun baru menjadi satu kesatuan. Hal tersebut menujukkan  bahwa perayaan tahun baru masehi merupakan perayaan hari besar orang kafir. Itulah alasan umat islam  yang mengharamkan perayaan tahun baru.

Perayaan tahun baru penuh maksiat, tak dipungkiri bahwa sebagian orang merayakan malam pergantian tahun atau saat menyambut tahun baru dengan meminum minuman khamar, hura-hura bahkan sampai berzina. Menghabiskan waktu semalaman demi menyambut pergantian tahun dengan bergadang semalam suntuk  dengan sia-sia padahal Allah SWT telah menjelaskan bahwa malam adalah waktu untuk beristirahat, bukan untuk begadang semalaman, kecuali anjuran untuk sholat malam atau beribadah kepadaNYA. Dengan demikian umat islam  mengharamkan acara perayaan tahun baru karena untuk melindungi umat Islam untuk mencegah hal-hal buruk atau kemaksiatan.

Pendapat yang menghalalkan perayaan tahun baru masehi

Pendapat yang menghalalkan perayaan tahun baru masehi berasal dari argumentasi bahwa perayaan tersebut tidak selalu terkait dengan ritual agama tertantu.  Kalau niatnya untuk beribadatb atau ikut-ikutan ritual dari orang kafir adalah haram hukumnya, tetapi kalau dilakukan tanpa niat untuk mengikuti  ibadah serta ritual orang kafir maka tidak adda larangan untuk merayakannya. Semua itu tergantung niat dari individu masing-masing. 

Demikian juga dengan orang-orang yang merayakan tahun baru dengan  segala serangkaian kemaksiatan sampai berzina sudah jelas itu hukumnya haram, akan tetapi jika yang dilakukan adalah bukan maksiat  melainkan hal-hal yang positif seperti memberi fakir miskin, saling berbagi dalam kebaikan, menyantuni anak yatim, membersihlan lingkungan, pengajian dan sebagainya itu halal hukumnya karena yang dilakukan dalam merayakan tahun baru adalah hal-hal terpuji.  Jadi yang haram itu maksiatnya bukan tahun barunya.

Demikian ulasan mengenai perayaan tahun baru, sejarahnya seta adanya pro dan kontra perayaan tahun baru. Semua itu tergantung setiap individu dalam menyikapinya.
Pro dan Kontra Perayaan Tahun Baru Pro dan Kontra Perayaan Tahun Baru Reviewed by Unknown on 01.24 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.